top of page

[Review] Lawang Sewu "Horor itu di Lawang Sewu"


Film ini bercerita mengenai kelompok remaja yang terdiri dari Diska (Thalita Latief), Naya (Salvita), Cika (Bunga Jelita), Dinda (Tsania Marwa), Yugo (Marcell Darwin), Armen (Melvin), Onil (Ronal Gustav), yang memilih untuk menghabiskan liburan di kota Semarang. Namun liburan mereka menjadi mimpi buruk ketika kelompok remaja ini setelah pulang dari diskotik tanpa sengaja harus masuk ke subuah bangunan tua yang mistis bernama Lawang Sewu. Memasuki areal Lawang Sewu ternyata juga memiliki beberapa pantangan, dan alur cerita film seperti sudah bisa ditebak, beberapa anak muda tersebut melanggar beberapa pantangan tersebut ketika masuk ke Lawang Sewu. Selain telah melanggar beberapa syarat, satu-persatu dari mereka menghilang. Akhirnya untuk melawan kutukan Lawang Sewu, dibantu oleh Neneknya Naya (Renny Djayusman), untuk membebaskan mereka dari teror penghuni Lawang Sewu. Selain harus kembali menuju Lawang Sewu, mereka juga harus berpindah tempat menuju Alas Roban. Namun, teror rupanya masih menyertai mereka, walaupun neneknya Naya sudah membantu mereka. Akhirnya terungkaplah ada satu rahasia besar yang selama ini telah ditutup-tutupi dalam kelompok mereka. Film ini masih disutradarai oleh Arie Aziz dan penulisan skenario dikerjakan oleh Aviv Elham yang sebelumnya juga mengerjakan film produksi MD Pictures lewat Suster Ngesot. Mengomentari Lawang Sewu, harus diakui bahwa penyutradaraan yang dilakukan Artie Aziz meningkat apabila membandingkan dengan Suster Ngesot. Penulisan kisah film ini juga dapat dikatakan cukup baik, walaupun bukan berarti dapat dikatakan juga bagus. Tapi paling tidak, dapat menghibur melihat target pasar yang diinginkan dari rumah produksi MD Pictures. Yang mungkin dapat menjadi kritikan adalah tidak adanya kreasi baru dalam pengembangan untuk menambah menariknya cerita. Sama dengan beberapa film horor nasional lainnya, yang selalu menggunakan pola sekelompok anak remaja pulang dari tempat hiburan malam, dan di tengah jalan mengalami persitiwa dan buntutnya berhubungan dengan mahluk halus yang mendapatkan teror sampai film berakhir. Nampaknya sungguh sulit untuk berharap bagaimana para filmmaker kita membuat sebuah film horor berkualitas seperti The Others ataupun Sixth Sense. Pola-pola yang monoton seperti ini mungkin saja masih digandrungi ABG kita, namun tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti para penonton remaja sampai pada satu titik jenuh melihat pola seperti ini. Berbicara akting para pemain dalam film ini, walaupun dipenuhi oleh wajah-wajah pendatang baru layar lebar, namun mereka nampaknya berusaha total untuk memberikan penampilan terbaiknya. Selain itu, penampilan Renny Djayusman cukup mendapat acungan jempol ketika berperan sebagai seorang nenek yang dapat mengusir roh halus. Salah satu adegan yang memperlihatkan Renny Djayusman nembang lagu Jawa cukup membuat bulu kuduk bergidik. Secara keseluruhan tidak ada yang spesial dalam film ini. Namun, usaha Arie Aziz dan Aviv Elham untuk meningkatkan kualitas dalam membesut layar lebar sebuah langkah positif membangun perfilman nasional. Minimnya kreasi cerita dan garapan yang hanya itu-itu saja semoga tidak berlanjut pada film horor nasional lainnya.

Nilai: 5/10 Bintang


You Might Also Like:
bottom of page