top of page

[Review] Sang Pemimpi "Remaja Belitong Menggapai Impian"


Sang Pemimpi sendiri kini menceritakan kisah Ikal yang sudah memasuki remaja dan menginjak bangku SMA, dengan penggambaran awal Ikal kecil berkenalan dengan Arai dan Jimbron. Walaupun hanya tinggal di pedalaman Belitong yang terpencil dari dunia luar, mereka bertiga mempunyai mimpi ingin menginjak tanah Eropa untuk melanjutkan pendidikan di kemudian hari. Alur jalan cerita hampir 80 persen menceritakan kisah mereka saat duduk di bangku SMA. Sama seperti dalam Novelnya, kisah mereka tetap membuat saya terharu, tertawa, dan yang tragisnya saya malu ketika keluar dari pintu bioskop setelah menontonnya. Saya malu karena semangat hidup untuk maju dan pantang menyerah justru diajarkan oleh Ikal Cs dalam menghadapi arung kehidupan yang penuh jurang berliku dan Ikal Cs mengajarkan jangan pernah berhenti bermimpi dan menyerah dalam menghadapi kehidupan. Berbicara mengenai cinematografi yang ditampilkan oleh Riri Riza, saya justru lebih memberikan aplaus lebih apabila harus membandingkan dengan Laskar Pelangi. Pemandangan pelabuhan kecil Manggar dan pasar tradisional Manggar berhasil terekam dengan baik, meskipun saya harus geleng-geleng kepala karena Pasar Manggar setting tahun 1980-an tentunya berbeda dengan Pasar Manggar yang sekarang. Team dari para pembuat film ini konsisten dalam hal-hal kecil yang harus mereka tampilkan dalam film untuk menunjang setting tahun 1980-an. Mulai dari tren pakaian saat itu, Uang kertas tahun 1980-an ataupun properti lainnya yang tidak boleh terlihat properti jaman sekarang. Hollywood saja yang sudah memakan asam garam dalam dunia perfilman dunia seringkali membuat film setting masa lalu kadangkala masih sering kecolongan dengan alat-alat properti yang ada. Berbicara akting, saya harus tersenyum dan salut terhadap Ariel Peterpan yang menjadi Arai dewasa. Walaupun hanya tampil 10-15 persen dari keseluruhan film, Ariel yang lebih sering kita lihat melenggok diatas panggung membawakan lagu cinta, tampil luar biasa dan menjanjikan untuk menjadi aktor papan atas Indonesia. Tak ketinggalan adalah Mathias Muchus yang berhasil membuat saya terhipnotis karena perannya sebagai Ayah Ikal tampil begitu menajubkan. Suami Mira Lesmana ini berhasil mentransformasikan naskah yang yg ditulis Salman Aristo dengan akting yang memukau. Kalaupun ada koreksi mengenai film ini, saya hanya sedikit terganggu dengan editing dalam film ini. Beberapa adegan harus putus dan menyambung lagi dengan kasar. Saya tidak mengerti apakah ini faktor sambungan film yang diputar pengelola bioskop sehingga terlihat kasar atau memang editing yang menurut saya kualitasnya dibawah Laskar Pelangi. 12 Milyar yang dikeluarkan Miles ternyata tidak sia-sia. Kalaupun film ini tidak berhasil balik modal, tapi Mira Lesmana, Riri Riza, dan semua yang terlibat dalam pembuatan sequel Laskar Pelangi ini mengajarkan banyak bagaimana membuat film nasional yang menarik tanpa mengurangi kualitas film yang sejajar dengan film-film asal Eropa ataupun dari Hollywood. Bahkan, Sang Pemimpi tak gentar ketika harus tayang berbarengan dengan Avatar yang fenomenal. Mira Lesmana dalam sebuah wawancara hanya mengatakan dengan enteng bahwa bersamaannya penayangan Sang Pemimpi dan Avatar, ibarat Buaya Versus Cicak.

Nilai: 7/10 Bintang


You Might Also Like:
Short-Life-Quotes
if-you-stop-struggling-then-you-stop-life-quote-1
Cute_Quotes_Tumblr_03
7cce42d1c8d3c507d87e2dc9971f9840
About Me

iya. gue john. lg mo nulis apa aja. :p

mo baca profil ? kelik yg tentang sayahhhh 

hehehehehe ....

 

Join my mailing list

Search by Tags

© 2023 by Going Places. Proudly created with Wix.com

bottom of page