top of page

[Review] Sherlock Holmes "Sherlock "ala" Guy Ritchie"


Pertama : Saya memandang sebelah mata ketika mendengar bahwa Sherlock Holmes akan difilmkan dan yang menyutradarai adalah Guy Ritchie. Saya berharap bahwa pihak studio mengganti Guy Ritchie untuk diberikan kepada sutradara yang lebih pas. Namun dalam perjalanan waktu, harapan saya tak terpenuhi ketika Guy Ritchie tetap jadi sutradara untuk film ini. Kedua : Saya makin pesimis ketika mendengar bahwa Robert Downey Junior yang akan memerankan tokoh detektif fiktif hasil buatan Sir Arthur Conan Doyle. Saya tidak meragukan akting Robert Downey Junior, tapi aktor asal negeri Paman Sam tersebut nampaknya janggal di kepala saya untuk memerankan Sherlock Holmes sang detektif terkenal tersebut. Keraguan akan kualitas film ini makin menjadi dalam diri saya, ketika mendengar Jude Law akan menjadi Dr. John Watson. Prototipe pria cosmopolitan dalam diri Jude Law begitu melekat dalam sudut pandang saya. Ketika Membuka imdb.com, saya makin terperangah membaca bahwa Rachel McAdams ikutan nimbrung dalam film ini. Dalam hati saya, apakah Guy Ritchie tidak pernah mendengar dan melihat Sienna Miller atau Keira Knightley yang lebih cocok dengan nuansa Inggris yang sangat kental dengan yang tentunya cocok hadir dalam kisah Sherlock Holmes. Terlebih, Keira Knightley lebih sering memainkan peran klasik dalam film-film yang dilakoninya. Begitu juga aksen british Keira dan Sienna sangat kental untuk bertutur dalam dialog-dialog “ala” jaman Sherlock Holmes. Ketiga : Saya semakin bingung dengan keinginan Warner Bros Pictures dengan membaca bahwa skenario untuk sebuah kisah cerita legenda sang detektif asal London yang hidup di tahun 1881 ini ditulis oleh Michael Robert Johnson yang saya tidak punya catatan, apakah sebelumnya dia pernah menulis naskah film layar lebar. Begitu juga dengan Anthony Peckam yang ketika saya browsing di internet hanya menulis film The Assasins dan Don’t Say A Words. Lagi-lagi menurut saya tidak pas untuk membuat skenario Sherlock Holmes. Itulah tiga keseimpulan awal saya sebelum menonton Sherlock Holmes. Bagi saya Sherlock Holmes akan hancur lebur lewat alasan-alasan saya diatas. Tidak ada harapan lebih ketika melangkahkan kaki di bioskop untuk menyaksikannya. Tak lama kemudian, film akhirnya dimulai dan saya mulai menyaksikan adegan demi adegan kisah detektif yang tinggal di Baker Street, No. 221B. Film dimulai lewat adegan Kereta kuda yang berlari kencang dengan suasana kota London di malam hari. Tak Lama muncul Sherlock Holmes (Robert Downey Jr.) yang menuju sebuah bangunan tua. Ujung-Ujungnya, Babak Adegan pembuka berakhir dengan berhasil menangkap salah satu pembunuh berantai bernama Lord Blackwood (Mark Strong) yang telah melakukan pembunuhan berantai. Tapi, nampaknya Lord Blackwood bukanlah pencopet atau sekedar maling di pasar. Sherlock harus mengerahkan segala tenaga-nya untuk sang pembunuh berantai yang kerapkali menunjukan teror-teror menyeramkan terhadap kepolisian dan warga London. Adegan-Adegan berikutnya adalah pergulatan Sherlock Holmes ditemani sobatnya, Dr. John Watson (Jude Law) untuk memecahkan teka-teki kirminal yang dilakukan musuhnya. Plus tak lupa kisah Irene Idler (Rachel McAdams) yang muncul di tengah Sherlock sedang mengungkapkan kasus kriminalnya. Kalau X-Files selalu mengagung-agungkan misteri yang tak terpecahkan dengan tagline “The Truth is Out There”, maka hal tersebut tidak terjadi dalam Sherlock Holmes. Semua punya penjelasan dengan akal logika dengan runutan ketekunan investigasi serta reka ulang di tempat kejadian perkara yang sangat teliti. Tidak hanya berkutat di investigasi dan teka-teki, balutan komedi dan kisah cinta juga dicampur menjadi satu agar penonton tidak pusing harus ikut berpikir menyelesaikan kasus. Sherlock Holmes “ala” Guy Ritchie bukanlah seorang pria yang menginjak paruh baya dengan topi panjang di kepalanya. Sherlock Holmes “ala” Guy Ritchie bukanlah seorang detektif dengan gaya bangsawan yang tampil dengan kharisma tingkat tinggi sebagai seorang yang disegani akan kepintarannya. Sherlok Holmes “ala” Guy Richie juga tidak perlu harus setiap saat terselip cangklong di mulutnya serta kaca pembesar yang selalu ada saat melakukan rekonstruksi di tempat kejadian perkara. Sherlock Holmes “ala” Guy Ritchie adalah seorang yang brilian, flamboyan, dan konyol. Sherlock Holmes “ala” Guy Ritchie adalah seorang yang jomblo dengan kehidupan yang compang-camping dan seringkali bermasalah di tempat kerjanya. Sherlock Holmes “ala” Guy Ritchie tetap seorang manusia biasa yang bisa patah hati dan punya persoalan cinta. Saya menjadi teringat akan tokoh Bruce Wayne/Batman yang diperankan oleh Christian Bale “ala” Christopher Nolan tampil berbeda dengan film-film Batman sebelumnya. Hal tersebut menjadi terobosan dan membuat nilai lebih dalam film ini. Setelah Menonton Sherlock Holmes, Prediksi saya mengenai Guy Ritchie, Pemeran utama, serta penulisan skenario ternyata salah besar. Guy Ritchie yang menampilkan kebrutalan dalam Snatch dan Lock, Stock, and Two Somoking Barrels, berhasil menyajikan film detektif yang menarik, menghibur, penuh teka-teki, dan menegangkan. Terlebih gaya “preview” yang ditampilkan dalam beberapa adegan menjadikan film ini menarik. Setting Kota London pada tahun 1881, diperlihatkan sangat natural. Suasana kelam, kotor, serta gelap di sudut-sudut kota terekam dengan baik dalam visual film. Adegan pembangunan London Bridge dibuat menjadi pendukung film yang tak terlupakan. Busana juga tampil pas untuk para pemeran utama dan peran figuran yang dikerjakan dengan “total” agar terlihat sesuai dengan jamannya. Akting Robert Downer Junior memerankan Sherlock Holmes sangat memukau di mata saya. Aktor kelahiran New York ini memerankan detektif asal Inggris ini pas dengan keinginan Skenario. Tidak sia-sia Robert Downey Jr. membaca kisah-kisah Sherlock Holmes untuk perannya tersebut. Trio Robert Downey Jr. – Jude Law – Rachel McAdams tampil begitu kompak. Mereka satu dan yang lainnya tampil di depan layar lewat dialog yang sinis, acuh tak acuh, namun sangat padu dalam durasi 128 menit film ini. Selain itu, Scoring (Tata Musik) yang dibesut oleh Hans Zimmer juga tampil pas di setiap adegan yang berlangsung. Hans Zimmer tahu persis mana alunan musik yang pas untuk adegan pertarungan tinju ataupun adegan-adegan aksi lainnya dalam film. Oleh karena itu, Sherlock Holmes bagi saya adalah film terbaik yang pernah dibesut oleh Guy Ritchie. Apabila boleh meminjam jempol tangan orang lain, maka saya memberikan lebih dari 2 jempol untuk sutradara asal Inggris ini. Tak lupa kepada Robert Downey Jr. atas perannya yang total. Atas perannya tersebut Robert Downey Jr. harus mendapatkan minimal satu penghargaan dari begitu banyak penghargaan-penghargaan film yang akan berlangsung. Pujian juga nampaknya perlu diberikan kepada duet Michael Robert Johnson dan Anthony Peckam yang berhasil membuat naskah Sherlock Holmes yang tampil beda dari film-film Sherlock Holmes lainnya. Secara Keseluruhan dalam film ini, memberikan untuk cerita yang menarik, gaya penyutradaraan Guy Ritchie yang memukau, akting Robert Downey Jr yang berkelas, serta tata musik yang jempolan dari Hanz Zimmer. Nilai: 7/10 Bintang


You Might Also Like:
Short-Life-Quotes
if-you-stop-struggling-then-you-stop-life-quote-1
Cute_Quotes_Tumblr_03
7cce42d1c8d3c507d87e2dc9971f9840
About Me

iya. gue john. lg mo nulis apa aja. :p

mo baca profil ? kelik yg tentang sayahhhh 

hehehehehe ....

 

Join my mailing list

Search by Tags

© 2023 by Going Places. Proudly created with Wix.com

bottom of page