top of page

[Review] Centurion "Kegagalan Romawi Menaklukan Jajahannya"


Saat ini, sedikit bagi filmmaker Hollywood atau Eropa yang mengangkat tentang kejayaan Kekaisaran Romawi. Berbeda dalam kurun waktu 1950–1965, dimana para sineas Hollywood begitu getol membuat film kolosal yang mengangkat kejayaan Romawi. Mulai dari Julius Caesar (1953), Spartacus (1960), atau Cleopatra (1963) yang dibintangi si jelita Elizabeth Taylor. Praktis hanya sutradara Ridley Scott yang kembali mengangkat kisah kejayaan Romawi lewat Gladiator (2000) yang dibintangi oleh Russel Crowe. Itupun lebih fokus pada kisah Gladiator yang terkenal di jaman kekuasaan Romawi. Namun, kisah kejayaan Romawi nampaknya merasuki sutradara Neil Marshall. Oleh karena itu, Sutradara kelahiran Newcastle ini kembali mengangkat kisah para prajurit-prajurit Romawi lewat film Centurion. Centurion apabila diartikan adalah julukan bagi para perwira profesional yang menjadi Tentara Romawi. Dalam wikipedia dijelaskan bahwa seorang Centurion biasanya memimpin 80-100 prajurit Romawi dalam sebuah legiun pasukan Romawi. Centurion yang dibintangi oleh Dominic West, Michael Fassbender, Olga Kurylenko ini bercerita mengenai kisah para pasukan Romawi yang ingin menaklukan para pemberontak lokal yang berada di Utara tanah Inggris. Para penentang Kekaisaran Romawi ini bernama suku Pict yang beringas dan tak kenal ampun dalam melawan Roma. Hal tersebut membuat seorang Jendral Romawi pemberani bernama Titus Flavius Virilus (Dominic West) ditugaskan untuk menumpas suku Pict. Titus yang terkenal akan pasukannya yang bernama Legiun IX berangkat ke Utara untuk menambah pundit-pundi kemenangan Romawi. Sayangnya di tanah yang terasing, Legiun IX yang terkenal tak mampu melawan kehebatan suku Pict. Pasukan Titus dibantai dan hanya menyisahkan seorang Centurion bernama Quintus Dias (Michael Fassbender) beserta beberapa orang yang selamat. Misi awal yang seharusnya menumpas suku Pict berbalik menjadi misi menyelamatkan diri dari kejaran Suku Pict. Neil Marshall sebagai sutradara dan penulis memberikan gambaran bagaimana kejamnya pertempuran pada jaman dahulu. Bermodalkan Pedang, lembing, serta panah mereka berperang satu dengan yang lainnya. Sang sutradara memberikan visual yang mungkin membuat anda menutup mata karena leher ditebas, hujaman pedang kedalam tubuh tampil begitu extreme. Selain tampilan yang extreme untuk ditonton mata, kekejaman alam juga berusaha ditonjolkan dengan memperlihatkan bagaimana para Centurion saat berusaha mempertahankan hidup. Sinematografi yang ditampilkan pas dengan kisah cerita jaman dahulu. Hanya saja, Neil Marshall tidak memberikan porsi lebih dalam adegan pertempuran kolosal. Layaknya sebuah kisah Pasukan Romawi tentunya tidak jauh dari sebuah pertempuran kolosal layaknya seperti film Troy ataupun Kingdom of Heaven. Atau apabila menoleh kebelakang seperti dalam film Cleopatra atau Spartacus. Namun saya bisa memaklumi hal ini. Selain Neil memang lebih fokus pada kisah Centurion yang menyelamatkan diri dari kejaran Suku Pict, Neil juga mungkin mengalami hambatan keuangan untuk membuat sebuah pertempuran kolosal yang maha dasyat. Alasannya sederhana, Neil Marshall bukanlah Ridley Scott yang dipercayai untuk diberikan anggaran yang besar dari Studio dalam membuat Gladiator atau seperti Wolfgang Petersen yang mempunyai ribuan figuran dalam membesut film Troy. Maklum saja, Kiprah Neil Marshall dalam membuat film besar Hollywood yang sukses hanyalah Descent (2005) dan Doomsday (2008). Berbicara para pemain, Dominic West sang pemeran Jendral Titus tampil meyakinkan dalam memerankan sosok jendral Romawi yang arogan dan pemberani. Bagi saya, ini salah satu akting terbaik Dominic West yang sebelumnya juga tampil oke dalam memerankan politisi licik dalam film 300. Michael Fassbender juga tidak jelek dalam debutnya sebagai bintang utama. Sebelumnya Ia hanya bermain sebagai pemeran pendukung dalam film Inglourious Basterds besutan Quentin Tarantino serta di film Jonah Hex yang mempertemukannya dengan John Malkovich serta Josh Brolin. Yang cukup menajubkan adalah si cantik Olga Kurylenko yang memerankan tokoh Etain yang dingin dan kejam. Walaupun tidak mengucapkan satu kata-pun dalam film, namun Olga yang pernah menjadi Gadis Bond dalam Quantum of Solace ini, mampu memberikan totalitasnya dalam memerankan Etain. Mengkritisi Centurion nampaknya tidak berbeda jauh dengan beberapa film-film box office Hollywood akhir-akhir ini. Adalah selalu lemah dalam penyelesaian akhir cerita. Neil Marshall gagal memberikan sebuah ending menarik yang mampu membuat penonton takjub. Sehingga ketegangan dan kelebihan Centurion di awal film, menjadi sangat biasa ketika penonton keluar dari bioskop Secara keseluruhan bagi anda yang menyukai film epic layaknya Kingdom of Heaven, Troy, 300, ataupun Gladiator, Centurion tidaklah mengecewakan. Namun, adegan-adegan ganas akan menghiasi sepanjang film. Sama seperti Neil Marshall saat membesut film Doomsday beberapa waktu lalu. Nilai 6.5/10 Bintang


You Might Also Like:
bottom of page