top of page

[Review] Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 "Pertarungan Akhir yang Apik"


Seri terakhir dari perjalanan Harry Potter bisa kita nikmati bioskop tanah-air. Pertarungan terakhir antara Harry Potter dan Lord Voldemort bagaikan pertandingan babak ke dua dalam sepakbola. Merupakan babak final antara kekuatan sihir baik melawan sihir jahat di tanah penyihir. Mengulas Harry Potter and Deathly Hallows: Part 2, mau tak mau sedikit menyinggung film Harry Potter sebelumnya. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk melihat perjalanan kisah Harry Potter Cs. Dimulai lewat Harry Potter and The Sorcerer’s Stone hingga Harry Potter and Deathly Hallows: Part 1, penonton disajikan imajinasi dari sosok J.K Rowling sang pencipta dunia sihir Harry Potter. Begitu banyak peristiwa yang harus diurai untuk mengerti kenapa pertarungan antara Harry dan Lord Voldemort musti terjadi. Begitu banyak kisah yang harus diungkap Harry Potter Cs untuk menjaga tanah sihir dari kekuatan jahat. Begitu rumit kenapa Harry Potter Cs harus memenangkan pertarungan melawan kuasa kegelapan. Kisah awal dimulai lewat bagaimana Harry Potter yang masih lugu dan baru saja belajar sihir namun sudah mulai diandalkan untuk memerangi kekuatan jahat dengan kepolosannya. Perlahan Harry dihadapkan dengan The Camber of Secret dan sosok menakutkan Prisoner of Azkaban. Semakin berpengalaman, Harry akhirnya menemui sosok Lord Voldemort untuk pertama kali dalam The Goblet of Fire. Diandalkan untuk melawan sosok kegelapan, Harry Potter akhirnya bergabung dalam Ordo The Phoenix. Beranjak remaja, Harry Potter akhirnya mulai berpikir keras ketika harus menyingkap tabir The Half Blood Prince. Hingga akhirnya di Deathly Hallows: Part 1, sihir baik yang dipimpin Harry makin terpojok setelah Lord Valdemort semakin hari semakin kuat memimpin laskarnya. Harry Potter menjadi buronan nomor satu di negeri sihir. Dengan status buronan, Harry harus hidup gerilya dari incaran Voldemort sembari menghancurkan satu-persatu dari tujuh horcrux yang merupakan jiwa dari Voldermort. Dalam Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2, adegan dimulai lewat suasana sedih karena kematian Elf bernama Dolby. Dengan sedikit wejangan nasehat dari Mr. Ollivander, mereka berniat mencuri cawan yang terletak di Gringgots Bank yang akan memulai peperangan awal di film ini. Dengan tidak banyak aksi dan lebih menampilkan efek menarik selama perjalanan di bawah tanah Gringgots Bank, sudah waktunya Harry harus kembali ke Hogwarts yang tampak seperti penjara daripada sekolah pendidikan dasar sihir. Harry Potter tampil seperti ksatria dan merebut kembali Hogwarts dari kaki tangan Lord Voldemort. Pertarungan sesungguhnya dimulai !!! Hogwarts harus dipertahankan dari invasi yang dipimpin Lord Voldemort. Adegan ditampilkan kolosal untuk menggambarkan pertempuran yang menentukan tersebut. Pengepungan sekolah Hogwarts oleh Ribuan penyihir pimpinan Lord Voldemort begitu menegangkan. Adegan ini seperti layaknya pengepungan tentara Orc kepada bangsa Rohan di Helms Deep (Lord of the Rings; Two Towers) atau pengepungan seluruh bala tentara Yunani kepada bangsa Troy (Troy). Dalam pertempuran ini diuji seluruh kekuatan sihir yang berpihak kepada Harry Potter dan yang tunduk terhadap Lord Voldemort. Satu-persatu korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Entah siapa saja yang terlibat, Harry Potter Cs mulai terdesak. Hingga akhirnya, Harry Potter dan Lord Voldemort seperti koboi berdiri saling berhadapan untuk menentukan siapa pemenangnya. Ending film terakhir dari saga Harry Potter tentunya sudah pasti dengan kalahnya Lord Voldemort. Namun, sebagus apa sutradara David Yates merangkumnya dalam film terakhir dari Harry Potter ini. Penggambaran pertempuran di Hogwarts menjadi segmen terbesar dari keseluruhan film Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2. Bagi penggemar setia buku Harry Potter mungkin saja sedikit kecewa karena sedari film pertama begitu banyak kejadian serta momen penting tidak terlampir dalam bentuk visualisasi. Meminjam ucapan Salman Aristo, bahwa sebuah film hasil adaptasi jangan pernah dibandingkan dengan buku. Itu adalah dua medium yang berbeda. Saya sependapat dengan Salman Aristo untuk hal ini. Disinilah diuji seberapa kreatif sutradara David Yates mampu memberikan kepuasan kepada penonton setia Harry Potter dan juga harus mengakomodir para penggemar fanatik buku Harry Potter. Dan menurut saya, David Yates mampu memberikan hal tersebut dalam Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2. Duet David Yates dengan Steve Kloves yang berperan sebagai penulis skenario semakin mumpuni dalam kisah final Harry Potter ini. Aura kelam dan adegan pertempuran dasyat terangkum sempurna dalam bidikan kamera Eduardo Serra. Begitu banyak pemeran bintang membuat saya harus memuji seluruh penampilan para aktor dan aktris yang terlibat dalam film ini. Mulai dari peran kecil yang dimainkan oleh John Hurt (Mr. Ollivander) hingga peran super antagonis yang dimainkan Ralph Fiennes sebagai Lord Valdemort. Ralph Fiennes tampil begitu kharismatik namun menakutkan bagi siapapun yang melihatnya. Helena Bonham Carter (Bellatrix), Alan Rickman (Severus Snape), Jason Isaacs (Lucius Malfoy), serta Gary Oldman (Sirius Black) memberikan akting cemerlang meskipun hanya menjadi pendukung. Mereka seakan memberikan pelajaran berakting bagi para aktor cilik, bagaimana cara berakting yang mengesankan. Para aktor cilik mulai dari Daniel Radcliffe (Harry Potter), Rupert Grint (Ron Weasley), Emma Watson (Hermione), Tom Felton (Draco Malfoy), Bonnie Wright (Ginny Weasley), Evanna Linch (Luna Lovegood), Matthew Lewis (Neville Longbottom), serta si kembar James dan Oliver Phelps (Fred dan Geroge Weasley) membuat kita tidak akan pernah melupakan mereka dari segala bentuk hal yang berbau Harry Potter. Semuanya telah berakhir di Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2. Secara keseluruhan Kisah akhir dari buku Deathly Hallows tampil klimaks dan akan membuat anda rindu dunia imajinasi milik J.K Rowling. Kita akan selalu mengingat bagaimana keluguan Harry Potter saat memasuki sekolah sihir Hogwarts. Kita akan selalu terkesan dengan berbagai macam sihir yang dipertontonkan. Kita akan selalu tersenyum mengingat kekonyolan trio Harry-Ron-Hermione. Kita tidak akan melupakan petuah bijak dari Dumbledore. Kita akan selalu bergidik melihat kebangkitan dan kekejian dalam diri Voldemort. Kita akan selalu terheran-heran dengan bentuk Elf dan Goblin. Kita akan selalu mengingat petualangan seru dan kompleks seluruh film Harry Potter. Semuanya tuntas di saga terakhir ini. Semuanya terungkap dengan twist menarik mengenai Severus Snape. Semuanya tampil brilian dengan efek CGI yang menarik. Semuanya itu akan anda rasakan dalam Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2. Nilai: 7/10 Bintang


You Might Also Like:
bottom of page