top of page

[Review] Marvel's The Avengers "Ketika Layar Disesaki Para Super-Hero"


Ketika Rumah Produksi mengumumkan membuat The Avengers, tentunya mendapat sorak-sorai dari seluruh pecinta film super-hero. Bayangkan saja akan ada si mahluk pemarah HULK dalam tubuh Bruce Banner, Pria militer dengan julukan Captain America, si penghuni planet Asgard bernama Thor, dan tentunya si jenius Tony Stark yang berkostum Iron Man. Menariknya lagi, semua tokoh super-hero tersebut sudah pernah diangkat ke layar lebar lewat cerita masing-masing. Hebatnya, Marvel mampu menyatukan setiap karakter asli di film sebelumnya untuk bergabung dalam proyek Marvel’s The Avengers. Cerita The Avengers sendiri cukup sederhana. Loki yang merupakan saudara dari Thor, mencuri partikel Tesseract dari markas organisasi The Shield yang dikomandoi Nick Fury. Dengan partikel tersebut, recananya Loki bersama teman-teman Alien dari planet lain, menjadikan bumi sebagai jajahannya. Melihat Bumi dalam keadaan terancam, Nick Fury mengumpulkan para super-hero untuk menggagalkannya. Maka Terkumpulah Captain America, Hulk, Iron-Man, dan juga Thor. Ditambah para agen khusus Black Widow/Natasha Romanoff, agen Maria Hill, agen Phil Coulson, dan agen Clint Barton atau yang biasa disebut Hawkeye, meski nanti dalam film akan ada cerita mengenai awal keberpihakannya. Sajian Apa yang dihadirkan The Avengers ? Adaptasi para jagoan super-hero telah kita nikmati mulai dari Superman, Batman, Spiderman, X-Men Trilogi, dan begitu banyak film super hero lainnya yang pernah disuguhkan Hollywood. Dalam The Avengers, nilai lebih tentunya penyatuan karakter-karakter para jagoan Marvell dalam satu layar. Pertanyaannya, apa nilai lebih lainnya yang diberikan kepada penonton oleh sutradara Josh Whedon dan penulis skenario Zak Penn untuk menjadikan film ini menjadi istimewa ? Penggabungan banyak tokoh utama dalam satu film bisa membuat blunder apabila setiap karakter tidak mendapatkan porsi lebih. Salah-satu film yang berhasil membuat penggabungan tersebut sukses adalah Lord of the Rings. Peter Jackson mampu meracik begitu banyak karakter utama tetap padu dalam porsinya masing-masing. X-men meski sukses di pasaran, tapi Wolverine terlalu dominan dibandingkan tokoh-tokoh mutant lainnya. Untuk The Avengers, Josh Whedon dan Zak Penn rupanya tak mau terjebak dalam dominasi satu karakter super-hero. Untuk mengakalinya, dengan cerdas The Avengers berhasil menghadirkan dialog-dialog cerdas diantara super-hero yang harus cekcok untuk menyelamatkan Bumi. Bawel, Rewel, dan cerewetnya para super-hero antara satu dan yang lainnya berhasil dibuat begitu menarik dengan begitu banyak selipan kalimat yang membuat penonton terbahak-bahak. Iron-Man musti selalu nyinyir terhadap Captain America dan Thor yang dianggapnya jadul untuk menjadi jagoan. serta bagaimana perang kata-kata antara Nick Fury, Loki, Bruce Banner, serta Natasha Romanoff. Loki Cs yang digambarkan sosok antagonis Versus para pembela kebenaran tidak mutlak jadi satu-satunya pertempuran yang dihadirkan oleh Josh Whedon dalam visualisasi film ini. Adegan Iron Man Versus Thor atau Hulk yang marah mengejar The Black Widow juga menjadi adegan aksi yang tak terlupakan. Alien yang mengobrak-abrik satu isi kota, tak kalah seru dibandingkan film Transformers besutan Michael Bay. Kelebihan masing-masing super-hero diwujudkan dalam setiap porsi tanpa membuat penonton harus bingung melihat layar yang disesaki banyak jagoan. Lihat saja, adegan Black Widow yang aksinya begitu menawan meski masih diikat di bangku, mampu membuat seorang jendral korup asal Rusia bertekuk lutut. Imajinasi yang membuat menarik lainnya adalah penggambaran sebuah kapal induk milik The Shield yang dari laut mampu terbang ke udara atau penggambaran planet Asgard yang kelam ketika Loki sedang negoisasi dengan para Alien jahat yang mau menyerbu Bumi. Semua penonton pasti menyukai Robert Downey Jr yang selalu tampil apik dalam dua film Iron Man sebelumnya. Meski kenyang dan berkarakter, Chris Hemsworth (Thor) dan Chris Evans (Captain America) mampu meladeni karakter konyol Tony Stark dengan gaya mereka yang juga super-hero. Perjudian memilih Mark Rufallo sebagai Bruce Banner/Hulk ternyata tepat. Mark Rufallo berhasil menyelami karakter Bruce Banner yang sebenarnya. Pemilihan karakter Bruce Banner seperti momok bagi Industri Hollywood. Eric Bana dan Edward Norton terbukti gagal ketika membintangi film Hulk yang pernah digarap hollywood beberapa tahun silam. Mark Rufallo mampu menjelma tokoh Bruce Banner mirip seperti penggambarannya dalam komik ataupun seperti Bill Bixby yang berperan sebagai Bruce Banner dalam serial televisi The Incredible Hulk dua dasawarsa silam. Begitu juga Samuel L. Jackson mampu menempatkan dirinya dalam karakter Nick Fury untuk memimpin sekumpulan jagoan dari seluruh pelosok Bumi. Karakter cool namun mematikan Black Widow, tampil tidak mengecewakan lewat akting Scarlett Johansson dan juga tokoh super-hero baru Hawkeye lewat akting tegas Jeremy Renner. Sayangnya, karena persoalan durasi, tokoh Pepper Pots (Gwmneth Paltrow), Profesor Erik Selvig (Stellan Skarsgard) hanya tampil seperti cameo dan juga sedikitnya dialog Paul Bettany yang mengisi suara Jarvis. Begitu juga agen Maria Hill yang diperankan Cobie Smulders. Maria Hill merupakan tokoh cukup besar dalam komiknya. The Avengers, meski sesak dengan begitu banyak karakter super-hero yang biasanya jadi sentral tokoh di film masing-masing, mampu diracik Josh Whedon dan Zak Penn dalam kemasan dialog konyol dan cekcok yang membuat terkesima tanpa harus terus-menerus melihat adegan-adegan pertempuran seru dan ciamik. Terbukti Josh Whedon mampu menjadikan The Avengers menjadi pesaing film super-hero lainnya seperti Batman milik Christopher Nolan ataupun X-Men trilogy dan spin-off film X-Men yg telah beredar. The Avengers menjadi film super-hero yang konyol, segar, lucu, serta tampilan pertempuran yang tak membosankan untuk dinikmati. Selamat Menonton. Nilai: 7/10 Bintang review ini dimuat di seruu.com http://entertainment.seruu.com/read/2012/05/15/98085/review-marvels-the-avengers-ketika-layar-disesaki-para-super-hero


You Might Also Like:
bottom of page