top of page

[Review] Promotheus "Ketika Manusia Mencari Pencipta-nya"


Judul ulasan film yang saya buat mungkin membuat anda mengerinyitkan dahi. Semua yang pernah menonton trailer Prometheus sepakat bahwa ini adalah film sains-fiksi yang dibalut dengan ketegangan dalam setiap adegannya. Tapi sebelum membahas maksud dari judul yang saya buat, kiranya saya akan memulai premis dari Prometheus. Prometheus dimulai dengan ekspedisi yang dilakukan oleh sekumpulan ilmuwan menuju sebuah planet yang tak dikenal. Alasan utama mereka, berdasarkan relik-relik dari suku Inca, Mesopotamia, Mesir Kuno, dan lain-lain yang mengambarkan suatu simbol yang sama. Ilmuwan seperti Elizabeth Shue (Noomi Rapace) dan Charlie Holloway (Logan Marshall-Green), percaya bahwa simbol yang ditulis dahulu kala (mungkin) akan menunjukan siapa pencipta manusia. Tanpa basa-basi, sampailah sekumpulan ilmuwan dengan keahlian masing-masing ke planet sepi tersebut. Isi Planet begitu sepi dan terkesan angker untuk dieksplorasi. Ekspedisi luar angkasa tersebut dibiayai oleh Peter Weyland (Guy Pearce) seorang jompo kaya-raya yang telah meninggal dunia. Ekspedisi secara komando dipimpin oleh Meredith Vickers yang mewakili Peter Weyland. Selanjutnya plot yang berkembang adalah ketegangan yang muncul menghantui para ilmuwan. Planet Sepi tersebut tidaklah ramah. Ketegangan-pun mulai muncul hingga klimaks film berakhir. Film sains-fiksi yang menjual ketegangan di mata penonton ini disutradarai oleh Ridley Scott. Sutradara yang pernah sukses menelurkan film Alien tahun 1979 silam. Alien bisa digambarkan sebuah film thriller sains-fiksi tersukses yang pernah dibuat. Kalau George Lucas mempunyai master-pieceStar Wars dan Steven Spielberg dengan ET atau Indiana Jones, maka Alien merupakan master-piece dari Ridley Scott. Ridley Scott sendiri akhir-akhir ini kurang menghasilkan film berkualitas pasca membesut Black Hawk Down atau Kingdom of Heaven. Robin Hood, Body of Lies, serta American Gangster yang dibuatnya seperti hanya selewatan hadir di bioskop-bioskop. Berbeda saat tahun 80-an dan 90-an ketika Ridley Scott berhasil menyihir penonton bioskop dengan menghadirkan Blade Runner, Thelma & Louis, G.I. Jane, serta Gladiator yang menyabet banyak penghargaan Oscar. Lewat Prometheus, Ridley Scott ingin mengulangi kejayaan film Alien yang dibintangi Sigourney Weaver. Dengan Prometheus, Ridley kembali ke ranah sains-fiksi dengan thriller yang menghantui penonton selama 124 menit. Saat pembuatan Prometheus, rumor bahwa ini merupakan prekuel dari Alien sudah gencar digembar-gemborkan. Apakah dalam Prometheus, Ridley Scott ingin mengungkap kisah asal-muasalAlien? tentunya jadi pertanyaan besar saat anda menyaksikan film ini. Kisah Prometheus dan Alien hampir banyak kesamaan. Alien diwakili oleh sosok Ellen Ripley danPrometheus diwakili oleh Elizabeth Shaw. Sosok Ripley dan Shaw menjadi sosok sentral utama selama film berlangsung. Membandingkan ketegangan antara Alien dan Prometheus, nampaknya Alien masih mengungguli dari segi orisinalitas dan kreatifitas ketegangan. Prometheus meski membuat jantung anda berdetak cepat, namun ketegangannya hampir sama dengan film-film thriller sains-fiksi lainnya yang sudah menjiplak ketegangan Alien. Tidak ada ide baru yang ditampilkan oleh Ridley Scott untuk dijual ke penonton. Hanya ada satu adegan bagaimana Noomi Rapace harus berjuang keras dalam sebuah kapsul yang nantinya menguji anda apakah akan menutup mata atau bertahan melihat sebuah proses yang mengerikan dan tentunya menegangkan. Salah-satu kelebihan dari Prometheus, dialog-dialog yang diciptakan oleh penulis skenario Jon Spaihts dan Damon Lindelof tidak monoton meski begitu banyak istilah sains yang dihadirkan. Dialog cerdas antara peran yang satu dan lainnya terlihat natural dengan guyonan ala ilmuwan yang berkelas dan tidak terlihat kacangan. Berbicara akting pemain, Noomi Rapace meski sudah kursus kilat dengan pelatih aksen Inggris, tetap tidak tampil istimewa sebagai tokoh sentral. Membandingkan dengan Sigourney Weaver dalam filmAlien, Noomi Rapace masih kalah kelas. Charlize Theron dan Idris Elba juga tampil biasa saja. Tidak ada yang spesial untuk dialog-dialog yang mereka perankan. Theron dan Elba memang hanya pendukung dalam film ini. Peran unik justru didapat Michael Fassbender yang harus menjadi robot dengan sosok manusia. Karakter Fassbender tersebut mengingatkan kita akan sosok robot bernama DATA dalam mini-seri televisi Star-Trek yang ngetop pada periode 90-an awal. Guy Pearce yang berperan sebagai Peter Weland dengan make-up kakek tua tidak ada yang spesial. Untuk apa sosok Guy Pearce harus berperan sebagai kakek jompo. Pearce yang “macho” justru lebih tepat berperan sebagai Halloway yang menjadi partner dari Noomi Rapace. Entah apa yang ada dalam pikiran Avy Kaufman (Casting Director) yang sudah jempolan menangani film-film besar hollywood untuk memilih Guy Pearce untuk peran Peter Weland. Avy Kauffman seakan mengulangi kesalahannya ketika Angelina Jolie tidak pas memerankanEvelyn Salt atau saat memilih Norah Jones memerankan Elizabeth serta Jude Law memerankanJeremy dalam film My Blueberry Nights. Visualisasi 3D yang hadir dalam Prometheus akan anda sangat nikmati di 30 menit film ini berlangsung. Ridley Scott tidak mau ketinggalan dengan sutradara top hollywood lainnya, yang menambah nilai jualan film lewat efek 3D. Sinematografi planet sepi saat pesawat angkasa mengudara dan penggambaran pegunungan planet akan memanjakan mata anda lewat kaca-mata 3D. Secara keseluruhan, Prometheus tetaplah merupakan film yang wajib ditonton bagi anda penggemarthriller sains-fiksi. Ridley Scott tetap mampu menyihir anda selama film berlangsung. Anda yang rindu akan ketegangan ala Alien akan menemukan romantisme dalam Prometheus. Pesan akan manusia yang menggunakan akal-sehatnya untuk mencari sosok pencipta-nya dibuat tidak satir dan tak menggurui, baik anda yang mempercayai agama dan berpikiran bebas. Prometheushadir dengan ketegangan yang diam tanpa harus mengageti penonton ala film remaja seperti Screamatau Urban Legend. Prometheus hadir dengan nalar dan logis untuk membuat anda merasakan adrenalin yang tinggi.

Nilai 6/10 Bintang


You Might Also Like:
bottom of page