top of page

[Review] Life of Pi "Spiritualitas Universal dalam Keajaiban Visual"


Ang Lee kita kenal dalam berbagai macam film layar lebar yang begitu ciamik. Prestasinya tidak dapat dipandang sebelah mata. Kita ingat betul, bagaimana film Gladiator arahan sutradara Ridley Scott musti berjuang keras melawan Crouching Tiger, Hidden Dragon dalam ajang Oscar pada 2001 silam. Sutradara kelahiran Taiwan pada 1954 itu begitu terkesima setelah membaca novel milik Yann Martel yang berjudul Life of Pi. Ang Lee tanpa ragu-ragu langsung membulatkan tekadnya untuk mengangkat dalam layar lebar. Life of Pi menceritakan kisah hidup Pi (Suraj Sharma) yang harus berjuang hidup ketika terdampar di samudra luas, setelah kapal yang ditumpanginya karam karena badai. Sialnya, Pi yang berjuang hidup harus berbagi tempat dalam sekoci dengan seekor macan bernama Richard Parker. Pi benar-benar merasakan bagaimana berjuang hidup melawan keganasan alam di tengah samudra plus harus berjuang membuat sang macan yang setiap saat mau menerkam Pi. Ang Lee sebagai sutradara merangkul David Magee untuk menulis skenario film ini. David Magee mampu menyajikan dialog segar, lucu, dan mengharu-biru dalam film yang berdurasi 127 menit ini. Terlebih, David Magee berhasil membuat penonton tidak tertidur dan terus menyimak jalan cerita meski Suraj Sharma yang menjadi tokoh sentral dalam film ini harus beradu akting dengan seekor macan atau berdialog sendiri. Dengan cerita yang begitu menarik dari novelnya, David Magee mengerti apa kebutuhan penonton untuk membuat film ini begitu mempesona. Dengan skrip yang menawan, di sinilah Ang Lee sebagai sutradara berhasil menyulap skenario yang indah dalam kisah yang begitu dewasa dan begitu menarik untuk diterima mata penonton. Ang Lee begitu mumpuni menyuguhkan sinematografi yang indah dan menawan dari awal film sebelum Pi tersesat di lautan lepas, sampai saat ia berjuang di atas sekoci berhari-hari bermalam-malam. Mulai dari adegan ikan-ikan terbang yang menyerbu Pi hingga penggambaran saat ribuan ubur-ubur bersinar indah di bawah kilauan bulan, dan tiba-tiba muncul seekor paus besar dan "terbang" di atas sekoci Pi. Sama-sama berkisah tentang bertahan hidup di alam bebas, secara keseluruhan Life of Pi terasa lebih hidup dibandingkan Cast Away milik Robert Zemeckis yang dibintangi Tom Hanks. Life of Pi mempunyai cita-rasa yang berbeda dibandingkan film-film Hollywood lainnya. Berkaitan dengan India sebagai setting awal film ini, Ang Lee begitu santun dalam menceritakan kehidupan kelas menengah masyarakat di sana. Selain sinematografi yang indah ditambah sebuah kisah yang menarik, Ang Lee berhasil memberi pesan yang indah kepada penonton, bagaimana kita melihat kebesaran sang Pencipta. Dalam hal ini Ang Lee berhasil membuat penuturan Pi dewasa (Irffan Khan) berhasil membuat penonton menyadari pesan yang ingin disampaikan Ang Lee dan David Magee dalam menuturkan Kebesaran Pencipta. Satu hal lagi, efek 3D untuk Life of Pi sangat terasa spektakuler, dan lebih memanjakan mata. Format 3D membuat adegan biasa di kebun binatang menjadi terasa istimewa, berbeda dengan efek-efek 3D yang pernah kita lihat. Dalam hal ini, departemen special efek untuk pengerjaan 3D layak dapat acungan jempol.

Nilai: 8/10 Bintang


You Might Also Like:
bottom of page