top of page

[Review] San Andreas "Hanya Mengandalkan Kecanggihan Efek Visual"


Hollywood memang pakarnya kalau membesut film yang menghadirkan efek visual tinggi dengan genre bencana alam. Dimulai dari film Twister (1996), semenjak itu bermunculan film-film dengan tema becanda. Tema bencana alam tentunya tetap menarik di mata penonton. Dengan jualan visual efek, maka Hollywood terus memproduksi film-film dengan tema mengenai bencana alam. Di tahun 2015 ini kembali muncul San Andreas. Dengan cerita gempa bumi, film ini menyajikan bagaimana negara bagian California (khususnya Los Angeles) musti merasakan keganasan alam tersebut. Raymond (Dwayne Johnson) bekerja di bagian penanggulangan bencana. Meski sudah berpisah dengan Emma (Carla Gugino) istrinya, namun hubungan mereka tetap baik. Raymond dan Emma mempunyai gadis remaja bernama Blake (Alexandra Daddario). Sayangnya, Emma sudah memilih seorang pebisnis sukses bernama Daniel (Ioan Gruffudd). Sehingga hanya tinggal menunggu waktu bagi Raymond untuk mengesahkan perceraiannya dengan Emma. Di sisi lain ada pakar gempa Dr. Lawrence Hayes (Paul Giamatti) yang tak akan percaya kalau patahan lempengan San Andreas akan menjadi gempa maha dasyat yang pernah ada. Kisah lalu berlanjut bagaimana Gempa bumi melanda California. Blake musti terjebak di tengah kota ketika gempa terjadi. Sementara Emma musti berada di puncak gedung pencakar langit saat bumi menggoyang sang pencakar langit. Kisah penyelamatan Raymond akhirnya dimulai. Emma dan Blake yang terjebak coba diselamatkan Raymond. Gempa maha-dasyat, Gedung pencakar langit luluh lantak, hingga efek Tsunami tersaji lengkap dalam film yang berdurasi kurang lebih 120 menit ini. Premis-nya sederhana. Raymond menjadi saksi bagaimana gempa maha dasyat tersebut terjadi dan harus menjadi pahlawan bagi keluarganya yang terjebak di tengah bencana alam. Dari sekian banyak film Hollywood yang mengisahkan bencana alam, San Andreas benar-benar sangat hambar dan miskin dalam sebuah ide menarik. Penulis skenario Carlton Cuse dan Andre Fabrizio seakan kehabisan ide untuk memberikan menu baru dalam sebuah film bencana alam. Setelah kehadiran film In To The Strom lalu yang mengisahkan Angin puyuh pada tahun 2014 lalu, Hollywood semakin miskin ide untuk membuat film bencana alam yang benar-benar memuaskan penonton. San Andreas hadir dengan sajian efek visual yang keren dan keren, namun begitu dangkal dari sisi skenario cerita. Entah apa pesan yang mau disampaikan dalam film ini. Ssi drama menyentuh tidak ada yang tersaji dalam film. Sisi menyentuh penyelamatan yang dilakukan Raymond terhadap istri dan anaknya tampil datar-datar saja. Apabila coba membandingkan, San Andreas kalah jauh dari film The Impossible yang menceritakan kisah Tsunami yang terjadi di Asia Tenggara hingga Asia Pasifik. Haru biru drama menyentuh tersaji apik dalam The Impossible. Sesuatu yang tak terjadi di film San Andreas. Secara keseluruhan, San Andreas adalah film bencana alam yang mempunyai efek visual canggih ala Hollywood namun begitu datar dari penggarapan cerita. San Andreas masuk dalam list film genre bencana alam produksi Hollywood yang gagal. Nilai: 4.5/10 Bintang


You Might Also Like:
bottom of page