top of page

[Review] Spotlight "Para Pedofil yang Menghuni Rumah Tuhan"


Berawal dari sebuah investigasi terhadap seorang pastur yang melakukan pelecehan seksual, akhirnya tim Spotlight justru mendapati sebuah kenyataan pahit. Bahwa Rumah Tuhan yang seharusnya menjadi tempat aman untuk para umatnya, dihuni oleh para pedofil. Para pelayan Tuhan yang harusnya menjadi gembala, justru melakukan kejahatan seksual terhadap banyak anak-anak. Film Spotlight berkisah mengenai tim jurnalis yang mengerjakan kolom Spotlight. Sebuah kolom invetigasi harian koran terkemuka Boston Globe yang berbasis di kota Boston. Selama 129 akan tersaji kisah menguak kejahatan pedofil yang adai didalam institusi Gereja Katholik Boston. Kisah dimulai dari kehidupan para jurnalis yang ada di Boston Globes. Koran harian yang sudah ada semenjak ratusan tahun lalu ini, musti menerima kenyataan diakuisisi oleh media yang lain yang mempunyai modal besar. Efek dari hal tersebut, hadir Marty Baron sebagai pimpinan baru (editor) di Boston Globes. Boston Globes mempunyai sebuah kolom investigasi yang bernama Spotlight. Para jurnalis yang bertanggung jawab mengerjakannya adalah; Mike Rezendes, Sacha Pfeiffer, Matt Carrol, dan Walter Robby yang bertindak sebagai pimpinan Spotlight. Sebagai pengawas adalah Matt Carrol yang langsung ikut serta memantau setiap langkah tim Spotlight dalam melakukan investigasi. Kehadiran Marty Baron memberi efek terhadap tim Spotlight. Di awal kerja-nya, Marty meminta Spotlight mengerjakan investigasi terhadap kisah pastur yang melakukan pelecehan seksual. Awalnya sempat mendapatkan ketidak-setujuan atas usulan Marty Baron. Karena isu pelecehan seksual yang dilakukan pastur sangat sensitif. Banyak sebab kenapa hal tersebut menjadi sensitif. Pertama, Mayoritas penduduk Boston memeluk Agama Katholik. Dinilai akan muncul reaksi keras dari masyarakat Katholik apabila mengangkat tema pelecehan yang dilakukan pastur. Selain itu ditengarai hampir semua posisi pejabat di institusi pemerintahan di Boston, banyak diduduki oleh umat Katholik. Kedua tentunya reaksi Gereja Katholik di Boston yang bisa tersinggung dan bisa mempengaruhi umat Katholik Boston terhadap Boston Globes. Terlebih bisa terjadi tuntutan hukum dari pihak Gereja Katholik yang kuat secara adminstrasi dan mempunyai pengaruh politik besar di Kota Boston. Namun, akhirnya tim Spotlight mulai melakukan investigasi. Berawal dari satu pastur, makin lama dan berlalunya waktu justru menemukan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Bahwa dari sekian banyak Gereja Katholik di Boston, muncul sekitar 80 hingga 90 nama Pastur yang ternyata melakukan pelecehan dan bisa disebut pedofil. Tim Spotlight makin mengalami kesulitan dan mulai mendapatkan perlawanan dari pihak-pihak yang tak mau aib tersebut dibeberkan di publik. Kenyataan paling menyedihkan adalah ketika, Institusi Gereja Katholik justru terlihat melindungi para pastur pedofil dan tetap bebas berkeliaran memakai jubah pastur di depan umatnya. Film besutan sutradara Tom McCarthy ini diangkat dari kisah nyata yang dilakukan tim Spotlight di awal tahun 2002 dalam melakukan investigasi terhadap para pastur cabul (yang secara tak langsung dilindungi oleh Gereja Katholik di Boston). Selama 129 Tom McCarthy menyajikan visual yang konvensional dalam setiap adegan. Secara runut sang sutradara perlahan-lahan dan ringan menuntun kita dalam investigasi yang dilakukan. Secara gamblang menambah wawasan kita bagaimana kinerja investigasi yang dilakukan para jurnalis-jurnalis dalam mengerjakan berita yang diangkat. Mulai dari mencari para korban pelecehan, mendapatkan tekanan dari pihak yang yang ingin melindungi para pastur bejat, hingga bagaimana menentukan angle berita menjadi sajian yang menarik. Meski alur kisah tampil secara konvensional namun justru menjadi kekuatan utama sebagai kelebihannya. Tak perlu dramatisasi yang mengharu biru yang ditampilkan. Namun film Spotlight tampil seperti sebuah rekonstruksi sejarah bagaimana investigasi ini berjalan dan menguak kejahatan yang terjadi. Nama-nama seperti Mark Rufallo, Michael Keaton, Rachel McAdams, Live Schriber, serta aktor kawakan Stanley Tucci menambah kelebihan film ini. Begitu juga sederet pemeran lainnya yang berhasil menyajikan akting mumpuni dalam menggambarkan visual dalam kisah nyata ini. Secara pesan moral film ini bukanlah untuk menyudutkan salah-satu agama atau institiusi keagamaan. Tapi film ini menjadi pelajaran berharga; bahwa tidak ada yang bisa lolos dari jeratan hukum dan dispensasi apabila melakukan kejahatan. Terlebih kejahatan seksual yang dilakukan oleh orang-orang yang memakai jubah agama. Di akhir film, disebutkan bahwa kisah ini menjadi babak awal dari pengungkapan skandal pelecehan yang dilakukan para pastur. Boston ternyata itdak menjadi satu-satunya kota di Amerika yang mengungkap kejahatan tersebut. Ternyata oknum-oknum pastur pedofil juga ditemukan di Gereja Katholik di kota-kota lainnya di Amerika. Bahkan, daftar puluhan negara lain juga mengunkap adanya penjahat seksual yang berjubah pastur. Bintang: 9/10 Bintang

Klik disini untuk melihat Trailer film Spotlight

Rating : Dewasa Genre : Drama/Kisah Nyata Runtime : 129 Menit Nilai Penonton : 8.1 (IMDB) 93 (Metascore) Sutradara : Tom McCarthy Penulis Skenario : Josh Singer & Tom McCarthy Penghargaan Liputan : Pemenang Pulitzer 2003 (for its courageous, comprehensive coverage of sexual abuse by priests, an effort that pierced secrecy, stirred local, national and international reaction and produced changes in the Roman Catholic Church.) Pemain : Mark Ruffalo, Michael Keaton, Rachel McAdams, Liev Schreiber, John Slattery, Brian d'Arcy James, Stanley Tucci.


You Might Also Like:
bottom of page