![](https://static.wixstatic.com/media/bcedaf_ef38b97de2f54009a86c77853b2ad49e~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_431,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/bcedaf_ef38b97de2f54009a86c77853b2ad49e~mv2.jpg)
Siapa yang tak mengenal Steven Spielberg ? Sutradara papan atas dunia yang menghasilkan segudang film-film laris dan juga berkualitas. Apabila musti ditulis satu=persatu maka terlalu banyak film yang pernah dibesut oleh Spielberg.
Setelah tahun lalu menghadirkan film Bridge of Spies, maka tahun ini sang sutradara menyuguhkan sebuah film efek visual tinggi yang berjudul The BFG (Big FriendlyGiant). Mungkin ini film Steven Spielberg yang tema untuk anak-anak. Meski sebelumnya sudah menggarap kisah Tintin ke layar lebar.
The BFG sendiri diangkat dari buku karangan Roald Dahl. Bercerita mengenai sosok bocah yatim piatu yang masuk dalam dunia sang raksasa yang dinamakan BFG. Sebelumnya, film kartun The BFG sudah pernah dibuat pada tahun 1989 dengan judul yang sama untuk film televisi.
Film ini bercerita mengenai bocah yatim piatu Sophie (Ruby Barnhill) yang akhirnya terperangkap di dunia milik sang raksasa yang dijuluki BFG. Meski raksasa besar, BFG sangat baik dengan kehidupannya yang benar-benar sendirian. Sophie dan BFG mendapati gangguan dari berbagai macam raksasa yang menguasai dunia yang ditinggali oleh BFG.
Persahabatan akhirnya terjalin antara si Sophie yang cerewt dengan BFG yang baik hati dan juga getir dalam kehidupan. Hingga akhirnya Sophie dan BFG berencana mengadukan persoalan para raksasa-raksasa jahat yang masih seperti anak-anak kecil tersebut kepada sang Ratu Inggris Raya.
Dalam hal visual efek, The BFG tampil begitu memukau dengan tampil halus perpaduan dunia nyata dan dunia animasi yang menjadi keunggulan Hollywood selama ini. Selama hampir 120 menit kita dapat mengagumi efek-efek spesial yang tersaji apik dengan gaya penyutradaraan Steven Spielberg.
Sayangnya, dari segi cerita begitu datar selama Sophie berada dalam rumah BFG. Meski Sophie yang cerewet ditampilkan untuk menambah bumbu agar penonton tak tertidur, namun tetap saja bagi penonton dewasa itu cukup membosankan. Terlebih apabila anak kecil yang menyaksikannya tanpa ada kejutan efek-efek visual yang menarik.
Menjadi kelebihan dalam film ini adalah percakapan yang natural antara Sophie yang diperankan Ruby Barnhill dan BFG yang diisi suaranya oleh Mark Rylance yang sangat oke beradu argumen. Spielber nampaknya kepincut lewat aktor Mark Rylance saat berperan sebagai Rudolf Abel yang berhasil menggondol Oscar. Hal ini membuat Mark Rylance kembali dipilih sang sutradara memerankan BFG yang memang pas dari segi umur dan suara.
Untuk ukuran sutradara sekaliber Steven Spielberg, seharusnya The BFG tidaklah tampil begitu datar dan biasa-biasa saja. Spielberg seakan kehilangan tongkat magis dalam membesut film ini. Sesuatu yang spesial tidak tersaji kepada penonton dalam film The BFG.
The BFG pada akhirnya memberikan pesan bahwa persahabatan adalah sesuatu yang musti dipertahankan. Tanpa mengingat sekat umur dan sekat status sosial. Selamat Menonton.
Nilai: 6 dari 10 Bintang