top of page

[Review] The Book Thief “Drama Ringan Di Era Ketika NAZI Berkuasa”


The Book Thief adalah adaptasi dari novel milik Markus Zusak dengan judul yang sama. Kisahnya sederhana. Menceritakan seorang gadis di tanah Jerman saat Nazi berkuasa. Horor terhadap Nazi bukan hanya dialami bagi penduduk jajahan yang diakupasi oleh Nazi. Namun juga bagi rakyat Jerman sendiri.

Kisah bermula dari Liesel (Sophie Neilsse), seorang gadis yang diadopsi oleh pasangan suami istri Hans dan Rosa Hubermann (diperankan oleh aktor kawakan Geoffrey Rush dan Emily Watson). Saat itu Nazi sedang berkembang pesat di seantero Jerman.

Hans dan Rosa hanyalah sepasang suami-istri yang mengadopsi Liesel karena tidak punya anak. Meskipun kehidupan Hans dan Rosa bukanlah berasal dari keluarga kaya. Rosa sendiri hanyalah seorang tukang cuci sementara Hans bekerja sebagai buruh biasa.

Liesel yang remaja menjadi saksi sejarah bagaimana Jerman berubah drastic menjadi Jerman-Nazi yang dipimpin oleh Hitler. Peristiwa-peristiwa penting pada periode itu terjadi di depan mata Liesel. Salah-satunya adalah peristiwa “Pembakaran Buku” yang dilakukan oleh Nazi pada 10 Mei 1933. Buku-Buku yang dianggap tidak sesuai dengan ideology Nazi dibakar dan dihancurkan. Peristiwa ini terjadi di seluruh kota-kota di Jerman.

Perjalanan waktu, Keluarga Hans dan Rosa kedatangan seorang pemuda bernama Max (Ben Schentzer). Max merupakan keturunan Yahudi yang saat itu mulai terjadi pembersihan terhadap etnis Yahudi. Karena keluarga Max dahulu berteman dengan Hans, maka Max disembunyikan di rumah tersebut.

Liesel dan Max lambat laun menjadi sahabat. Bertempat di bawah tanah, mereka menjadi sahabat. Di satu sisi, kehadiran Max juga menjadi resiko besar bagi Hans dan Rosa karena menyembunyikan seorang Pemuda Yahudi.

Di luar rumah, Liesel berteman dengan Rudy (Nico Liersch) yang sebaya dengannya. Tidak seperti remaja lainnya, Liesel dan Rudy tidak menyukai Nazi. Bahkan dalam satu kesempatan, Rudy menyukai pelari Olympiade Jesse Owens asal Amerika yang kulit hitam. Sementara hal tabu mengagumi Jesse Owens bagi Nazi.

Dengan bantuan narasi suara dari Roger Alam, The Book Thief alur-nya berjalan pelan namun tidak membosankan. Film yang disutradarai oleh Brian Percival ini memanglah berkutat pada sosok Liesel yang remaja semasa Nazi berkuasa di Jerman.

Perjalanan waktu sejarah terangkum dari awal Nazi berkuasa hingga Jerman mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke II. Sutradara Brian Percival dengan drama ringan mencoba menggambarkan situasi yang menegangkan bagi rakyat Jerman selama Nazi berkuasa. Ideologi Nazi yang rasis serta penuh kebencian terhadap ras lain coba digambarkan selama 131 menit

Menariknya, dalam The Book Thief, bukanlah menceritakan petinggi atau keluarga kaya yang ada di Jerman saat Nazi berkuasa. Namun, film ini mencoba menceritakan kehidupan para rakyat jelata saat Nazi berkuasa.

Meskipun film ini tidak dibuat sebagai drama yang berat, namun sutradara dan penulis skenario berhasil membuat adegan dramatis tanpa musti berkelit dan rumit untuk dijamu kepada penonton. The Book Thief di satu sisi seperti menjadi kronologi sejarah apa yang terjadi di tengah masyarakat bawah Jerman selama Nazi berkuasa.

Secara keseluruhan, The Book Thief adalah kisah drama ringan yang terjadi di Jerman saat Nazi berkuasa. Film ini membuktikan bahwa begitu banyak rakyat Jerman yang sebenarnya tidak sepakat dengan ideologi Nazi yang penuh kebencian dan rasis. Liesel adalah penggambaran remaja Jerman yang polos tanpa mengerti politik dan sebagai simbol kepolosan terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Nazi. Selamat menonton.

Nilai: 7 dari 10 Bintang

You Might Also Like:
bottom of page